Thursday, February 23, 2012

Game kekerasan dapat mengubah Pola otak




 Perdebatan mengenai dampak dari memainkan game kekerasan telah berlangsung selama lebih dari dua dekade. Namun dalam penelitian terbaru, peneliti kini mengklaim dapat menunjukkan reaksi negatif di otak


yang disebabkan oleh game kekerasan pada pria muda. Hal itu bisa terjadi karena otak menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) memperlihatkan efek jangka panjang dari bermain game kekerasan yakni berpengaruh pada berubahnya area otak yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan kontrol emosi. Dalam hasil penelitian yang baru-baru ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA), dipaparkan bahwa hanya butuh satu minggu untuk game kekerasan tersebut berdampak pada perubahan pola otak. Pengaruh ini rentan terutama terhadap remaja laki-laki. “Untuk pertama kalinya, kami telah menemukan sample secara acak yang menunjukkan aktivasi akan berkurang dalam area tertentu di otak bagian depan, setelah seminggu bermain video game kekerasan di rumah," kata Yang Wang, asisten riset professor di Department of Radiology and Imaging Sciences di Indiana University School of Medicine, Indianapolis, Amerika Serikat. Penelitian ini terdiri dari 22 laki-laki dewasa yang sehat, usia 18 sampai 29 tahun, mereka secara acak ditugaskan dalam dua kelompok. Kelompok pertama diperintahkan untuk memainkan game shooter selama 10 jam di rumah selama satu minggu, dan kemudian untuk minggu kedua mereka diminta untuk tidak memainkan video game. Kelompok kedua tidak memainkan game sama sekali selama dua minggu periode mereka. Dan ternyata kelompok yang memainkan game kekerasan, sedikit memiliki gangguan emosional.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More